Selasa, 31 Maret 2009

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA

Setelah Nabi Muhammad wafat, pengganti-penggantinya yang bergelar khalifah mengembangkan agama islam ke luar jazirah Arab. Penyebaran dan perkembangan Islam berlangsung sangat cepat, sehingga pada abad ke-8M, pengaruh islam sudah meliputi kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan sebagian Eropa. Kemudian pada masa khalifah Bani Umayyah, Islam telah berkembang sampai ke India bahkan sampai ke Nusantara.

Ketika kerajaan Sriwijaya sedang mengembangkan kekuasaannya, sekitar abad ke-7 dan 8 Masehi, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh para pedagang Islam. Berdasarkan berita Cina dari zaman dinasti Tang, pada abad ke-7dan 8 Masehi, di Sumatra dan Kanton (Ghuangzhou) sudah terdapat penganut Islam. Pada masa itu sudah ada kegiatan pelayaran dan perdagangan antara Barat (Laut Tengah) dan Laut Timur (Asia) yang dilakukan oleh kerajaan Islam Bani Umayyah dengan kerajaa Cina dibawah dinasti Tang yang melalui Selat Malaka.

Ketika kerajaan Sriwjaya mengalami kemunduran pada abad ke-13 M, masyarakat islam di pulau Sumatera, semenanjung melayu dan pulau-pulau di sekitar selat Malaka semakin kuat. Beberapa waktu kemudian masyarakat islam sudah berperan penting dalam bidang politik. Di Pesisir Sumatera sampai Palembang berdiri kerajaan-kerajaan islam, termasuk di sekitar selat Malaka, sedangkan daerah pedalaman masih terdapat penganut agama Budha. Berita tentang adanya kerajaan islam di Sumatera pada abad ke-13 M itu dikemukakan oleh Marco Polo yang singgah di Sumatera pada tahun 1292.

Rupanya Islam masuk ke Nusantara itu dengan perlahan dan bertahap, yang dimulai dari abad ke-7 M dan mendapatkan bentuknya secara politik pada abad ke-13 M, sedangkan yang menyebarkan agama Islam di Nusantara terdiri dari berbagai bangsa, seperti Arab, Persia dan Gujarat.

Seperti masa Hindu-Budha, penyebaran pengaruh Islam di Nusantara pada awalnya berlangsung lambat, bedanya jangkauan penyebaran Islam meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara, kecuali sejumlah kawasan di Indonesia bagian timur. Selain itu pengaruh Islam di Nusantara berlangsung jauh lebih lama, bahkan sampai sekarang ini.

Berdasarkan sumber-sumber sejarah, baik berupa tulisan maupun peninggalan fisik, proses penyebaran pengaruh Islam di Nusantara di perkirakan sebagai berikut :

· Para pedagang muslim mancanegara mendirikan pemukiman semi permanen di sejumlah Bandar penting di Indonesia. Mereka mendirikan masjid untuk keperluan kegiatan keagamaan, saat berinteraksi dengan penduduk pribumi, mereka mengenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam.

· Pengenalan itu belum memperoleh tanggapan saat pengaruh Hindu-Budha masih kuat, namun mereka tetap aktif berdakwah, sampai ketika pengaruh Hindu-Budha mulai surut, sejumlah pemukiman musli permanen bermunculan di sejumlah Bandar penting, seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku.

· Berkembangnya pemukiman muslim di pusat-pusat perdagangan menjadikan masyarakat muslim sebagai kekuatan ekonomi, para pedagang muslim pribumi terlibat aktif dalam perdagangan mancanegara.

· Kekuatan ekonomi itu beralih menjadi kekuatan politik, saat penguasa pribumi di Bandar-bandar dagang memeluk Islam. Kondisi demikian di percepat oleh kemunduran pengaruh Hindu-Budha. Puncak dari kekuatan politik Islam adalah dengan munculnya kerajaan Islam di Indonesia.

Proses penyebaran Islam di Nusantara berjalan dengan lancar, hal ini disebabkan oleh :

1. Syarat-syarat masuk Islam sangat mudah, yaitu setelah mereka mengucapkan dua kalimat syahadat.

2. Upacara-upacara dalam agama Islam sangat sederhana bila dibandingkan dengan agama Hindu-Budha.

3. Dalam Islam tidak mengenal kasta dan menganggap semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah swt.

4. Agama Islam di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia dan dalam penyebarannya dilakukan dengan damai tanpa kekerasan.

5. Faktor politik ikut memperlancar penyebaran Islam, yaitu keruntuhan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar