Selasa, 31 Maret 2009

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA

1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan ini terletak disekitar Lhokseumawe aceh, Samudre Pasai berdiri sebelum Malaka berkembang pesat. Raja pertama Samudra Pasai adalah Sultan Malik AlSaleh yang memerintah hingga tahun 1297 M, setelah wafat digantikan oleh puteranya bernama Sultan Muhammad yang terkenal dengan sebutan Sultan Malik Al Tahir.
Samudra Pasai sedikit demi sedikit mulai berkembang dan penyebaran Islam disini terus melaju, sehingga Samudra Pasai dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16, oleh Sultan Ibrahim yang terkenal dengan sebutan Sultan Ali Mughayat (1524-1528). Aceh semula bagian dari kerajaan Pedir, kemudian menjadi besar setelah menguasai Pedir. Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Wilayah Aceh bertambah luas sampai ke daerah Deli, Nias dan Bintan serta beberapa daerah di semenjung Malaya.
3. Kerajaan Demak
Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, yang berdiri pada ajhir abad ke-15. Letak kerajaan ini di daerah Gorontalo di dekat muara sungai, yang pusat kerajaannya terletak diantara pelabuhan Bergota dan Jepara. Raja pertamanya adalah Raden Patah, salah seorang murid Sunan Ampel, yang memerintah tahun 1478-1528, kemudian digantikan oleh Pati Unus (1518-1521), Sultan Trenggono (1521-1546).
4. Kerajaan Pajang
Kerajaan ini dibawah pimpinan/pemerintahan Sultan Hadiwijaya, sepeninggal Sultan Hadiwijaya, pajang diperintah oleh Pangeran Benowo tidak berlangsung lama, karena diserahkan kepada Sutawijaya, yaitu anak Ki Ageng Pemanahan yang juga putera angkat dari Sultan Hadiwijaya. Oleh Sutawijaya pemerintahan Pajang dipindahkan ke Mataram.
5. Kerajaan Mataram
Akibat pemindahan pemerintahan dari Pajang ke Mataram, maka berdirilah kerajaan Mataram Islam pada tahun 1586 dengan Raja pertama Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati.
Disamping kerajaan-kerajaan tersebut di atas masih banyak lagi kerajaan-kerajaan Islam yang lain, seperti kerajaan Banten, kerajaan Cirebon, kerajaan Gowa-Tallo (Makasar), kerajaan Ternate, Tidore dan Banjar.

Masa kekholifahan bani abbasiyah merupakan masa kejayaan umat islam sepanjang sejarah. Pada masa itu titik berat pemerintahan bukan lagi pada perluasan wilayah yang banyak melibatkan kekuatan militer, tetapi pada peradaban dan kebudayaan. Dengan demikian pada masa tersebut muncul hasil karya yang menjadi pelopor dunia ilmu pengetahuan modern. Dalm masa Abbasiyah perkembangan ajaran agama sejalan dengan perkembangan atau kebutuhan yang sifatnya politis, dalm perkembangan ini timbul beberapa aliran atau gerakan antara lain.

1. Ar-Rawandiyah

Gerakan ini ditimbulkan oleh orang-orang turunan Persia yang pada mulanya sudah masuk Islam. Mereka bertujuan memasukan unsure-unsur agama mereka ( Zoroaster, Manuwiyah, Masdakiyah dan Sabaiah ) kedalam Islam untuk menghancurkan Islam.
Seorang pemimpin mereka sempat mempropagandakan bahwa “Ruh Isa“ telah menjelma dalm tubuh Ali dan setelah meninggal Ali berpindah lagi kedalm tubuh ahli warisnya, hingga sampai Ibrahim bin Muhammad, dan dikatakan lagi bahwa mereka yang telah kemasukan ruh Isa itu adlah “Tuhan”. Al-Mansyur menindas gerakan ini.

2. Al-Muqanna’iyah

Pada zaman Al-Mahdi muncul seorang bernama Al-Muqanna, dia berasal dari Khurasan. Dia adlah laki-laki yang berwajah buruk dan menyatakn dirinya “Tuhan” dan waktu berkampanye wajah jeleknya ditutup dengan topeng emas, dengan lasan manusia tidak sanggup memandangnya sebagai muka tuhan yang bercahaya.
Muqanna mengatakan, pada mulanya tuhan menjelma dalm tubuh Adam dan berturut-turut kedalm tubuh Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad SAW, Ali bin abi Thalib, Puter Ali, Abu Muslim al Khurasani dan akhirnya pada diri sendiri.
Dia meniadakn ibadah puasa, shalat, Zakt dan haji, sebaliknya, dia menjadikan harta-harta dan wanita milik bersam seperti ajaran Mazdak ( juga jaran komunis ). Maka disembahlah oleh manusia.
Oleh Khalifah Al- Mansur gerakan ini ditindas dan dimusnahkan dan setelah Muqanna merasa akan kalah, ia bersama istrinya, anak-anak serta para pengikt setianya, membakar diri dalm api besar seraya berkata : “ Saya aan naik ke langit, siapa yang suka boleh ikut saya dan minum-minuman yang saya minum “.

3. Al- Khurramiyah

Salah satu turunan dari Abu Muslim Al Khurasani yang bernama Babak Al Khurrami muncul dengan mengatakn bahwa dirinya Tuhan. Babak Al Khurrami ini melanjutkan ajaran Ar-Rawandiyah, Al-Muqannaiyah, yang sumber aslinya pada Al-Mazdakiyah, sehingga dalm sejarah sering disebut Al-Khurramiyatul Mazdakiyah.
Tujuan hakekatnya, kecuali merusakn Islam, juga untuk merobohkan Daulah Abbasiyah, jadi bertujuan politik dan agama. Tujuan politiknya yaitu memindahkan kerajaan dari arab Muslim ke Persia Majusi. Ajaran agmanya, antara lain paham tasanukh ( pengobatan nama dan penggantian tubuh ), semua Rasul dari ruh yang satu, tidak perlu Ibadah, boleh minum arak, mereka mengajak melakukan yang diharamkan dan berserikat pada wanita.
Setelah Khalifah Mu’tashim memberantas gerakan Al- Khurramiyah, maka disambung oleh pengikut-pengikutnya : Al-Afsyin dan Al- Mazdar, yang dapat ditindas habis pada akhirnya.



4. Az-Zanadiqah

Gerakan Zanadiqah tidak kurang bahayanya bagi islam atau bagi Daulah abbasiyah. Pembangun gerakan ini adlah kaum Malawy turuna Persia, kemudian masuk kedalaman turuna turunan lainnya. Ajaran mereka sama sekali menyimpang dari ajaran dan kepercayaan islam ;mereka menganut semacam “demokrasi salah” yang menghalalkan barang barang larangan, melecehkan adab sopan santun masyarakat dan membuat kehidupan social dalam bahaya.

Zindik berarti orang yang membangkang adanya Allah, atau mengatakan bahwa Allah dari satu. Juga Zendik yaitu orang orang yang lahirnya islam sedangkan batinnya kafir. Pemakaian kata Zendik pertam kalinya, yaitu terhadap orang orang yang terpengaruh dengan adat istiadat Persia dengan tergila gila pada kemesuman. Kemudian disebut Zendik, semua orang yang mengambil kepercayaan Al Manuwiyah menjadi syiar baginya dan berpegang pada aqidah dwi tuhan, beribadat kepada dua tuhan serta mengikuti segala ajaran Mani.
Sejarah paham ini panjang sekali. Para Khalifah DAulah Abbasiyah kemudian diambil tindakan keras terhadap Zanadiqah, karena pengaruhnya telah memasuki segala bidang masyarakat, termasuk bidang Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar